
Jerawat pada umumnya dimulai pada usia remaja dan dewasa, akan tetapi masalah jerawat bisa juga terjadi pada bayi. Sebagai orang tua yang baru memiliki bayi tentu merasa khawatir jika terjadi sesuatu padanya. Termasuk munculnya jerawat pada bayi. Kondisi ini biasanya timbul benjolan kecil berwarna putih atau kemerehan. Lantas, apakah jerawat pada bayi berbahaya dan bagaimana proses perawatannya? Mari, kita ulas satu per satu!
Apa Penyebab Bayi Berjerawat?
Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan jerawat pada bayi, seperti stimulasi kelenjar minyak pada hormon androgen ibu, peningkatan sekresi sebum, dan bertambahnya jumlah mikroorganisme jamur alami di permukaan kulit. Pada masa neonatal ini, peningkatan sekresi minyak terjadi akibat tingginya aktivitas kelenjar minyak. Biasanya setelah bayi berusia 6 bulan minyak mulai menurun seiring berkurangnya hormon ibu.
Sementara itu, jerawat pada bayi dapat diperburuk oleh beberapa faktor, seperti susu formula atau ludah yang bersentuhan dengan kulit. Bahkan kain kasar atau pakaian bayi yang dicuci dengan detergen kuat dapat juga membuat kulit iritasi dan jerawat pada bayi semakin parah.
Baca Juga: Microbiome Therapy “Pahlawan” Kulit Berjerawat
Beberapa bayi memiliki jerawat, setidaknya sekitar 20% bayi baru lahir memiliki jenis jerawat yang disebut jerawat neonatal. Biasanya baru terlihat pada usia sekitar 2 minggu dan dapat berkembang sebelum usia 6 minggu. Jerawat pada bayi terlihat di bagian pipi dan hidung bayi. Selain itu, jerawat juga bisa muncul di dahi, leher, dagu, kulit kepala, punggung, dan dada bayi.
Umumnya jerawat neonatal tidak perlu dikhawatirkan. Sebab jarang meninggalkan bekas luka dan cenderung hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan. Jika jerawat tidak kunjung sembuh sampai usia 6 minggu dan berkembang setelah memasuki usia 6 minggu, maka disebut sebagai jerawat masa kanak-kanak. Jenis jerawat ini dimulai antara usia 3 dan 6 bulan.
Jika kondisi tersebut terjadi, jangan ragu untuk membawa bayi ke dokter spesialis kulit. Sebelum membawanya ke dokter spesialis kulit, ibu di rumah bisa melakukan pemeriksaan dini seperti:
- Pastikan kondisi jerawat: Pastikan benar-benar bayi memiliki jerawat. Khawatirnya bayi memiliki masalah kulit lainnya yang bisa terlihat seperti jerawat. Sebagai contoh, bayi bisa saja mengalami infeksi kulit atau eksim.
- Cek kesehatan bayi: Jika jerawat tumbuh setelah usia 6 minggu kemungkinan bisa menjadi tanda/gejala masalah kesehatan. Pemeriksaan kulit dan tes darah atau x-Ray diperlukan untuk mengatasi kondisi tersebut.
- Cari tahu produk yang bayi gunakan: beberapa bayi memiliki masalah jerawat akibat salep atau minyak yang ditemukan dalam produk yang digunakan pada kulit mereka.
- Bekas jerawat pada bayi: Dokter spesialis kulit dapat membantu mencegah bekas jerawat. Sebab jerawat masa kanak-kanak dapat menyebabkan bekas jerawat permanen.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Dermatitis Atopik (Eksim)
Perawatan Jerawat Pada Bayi
Jerawat neonatal sendiri tidak memerlukan penanganan yang serius. Sebab jerawat bayi cenderung akan hilang dengan sendirinya. Menurut American Academy of Dermatology, menyarankan agar orang tua melakukan beberapa langkah berikut:
- Gunakan produk perawatan kulit bayi yang telah direkomendasikan oleh dokter.
- Rawat kulit bayi dengan lembut, bersihkan menggunakan air hangat, dan hindari produk perawatan kulit yang mengandung minyak.
- Potong kuku bayi secara berkala agar saat menggaruk tidak melukai jerawatnya.
- Hindari pemakaian baju atau selimut yang kasar. Gunakan pakaian, sarung bantal, alas tidur yang lembut agar tidak terjadi gesekan pada kulit bayi.
Jika bayi memiliki jerawat segera bicarakan dengan dokter spesialis kulit, kemudian orang tua juga bisa mengonsultasikan tentang sabun, lotion, atau krim apa yang digunakan karena beberapa diantaranya dapat menyebabkan iritasi. Sementara obat tertentu, reaksi alergi juga dapat menyebabkan ruam seperti jerawat. Beri tahu dokter bila bayi mengalami ruam atau jerawat setelah minum obat tertentu.
Baca Juga: Menghilangkan Bekas Jerawat? Yuk Lakukan Treatment Kombinasi Ini!
Pastikan untuk menjaga kebersihan kulit bayi, menyeka dengan lembut dengan air, sekali atau dua kali sehari. Hindari penggunaan sabun di wajah bayi dan jangan menggosoknya. Sebab pembersihan yang terlalu sering atau terlalu kuat akan mengiritasi kulit lembut bayi.
Dalam kasus yang sangat jarang, jerawat bayi yang parah diobati dengan obat jerawat topikal. Tetapi ini hanya boleh dilakukan jika ada alasan kuat untuk melakukannya dan hanya di bawah rekomendasi dari dokter spesialis kulit. Jika kulit mengalami masalah yang semakin parah segera temui dokter dermatologis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. C Derma siap membantu untuk mengobati berbagai masalah kulit pada bayi hingga dewasa.
Reviewed by dr. Jessica Tania Ho, Sp.KK
Source:
Tim Konten Medis