Perawatan dengan Botulinum Toxin atau Botox (botox adalah nama brand, bukan nama treatment) adalah salah satu prosedur anti-penuaan (anti aging) yang paling populer saat ini. Perawatan ini untuk menghilangkan atau meminimalisir munculnya kerutan dan tanda penuaan lainnya.
Prosedur minimal luka ini menggunakan toksin dari bakteri atau Clostridium botulinum. Saat digunakan dalam dosis kecil, toksin ini mampu menyingkirkan kerutan kulit tanpa menyebabkan efek samping yang buruk.
Toksin ini bekerja dengan melemahkan atau melumpuhkan otot-otot yang menyebabkan kerutan atau dengan menghambat saraf tertentu untuk berkontraksi. Hasil perawatan dengan Botulinum Toxin dapat bertahan membuat wajah bebas dari kerutan 6 hingga 10 bulan.
Manfaat Botox untuk Kecantikan
Banyak orang menggunakan perawatan botox dalam bidang kecantikan untuk menghilangkan atau meminimalisir kerutan dan garis wajah lainnya, seperti:
- Garis di sekitar sudut mata
- Garis kerutan atau lipatan dalam yang terbentuk di sekitar alis mata
- Alur dahi atau garis yang muncul saat alis dinaikkan
Botox paling efektif sebagai prosedur pencegahan atau saat tergunakan pada kerutan yang belum terlalu banyak terlihat. Ini disebut kerutan dinamis yang muncul saat seseorang menggerakan wajahnya.
Perawatan ini juga dapat mencegah kerutan, atau paling tidak memperpanjang waktu sebelum kerutan kembali. Pasien yang menjalani perawatan dengan botulinum toxin dapat mengalami kerutan dan garis wajahnya menghilang sekitar lima sampai enam bulan.
Setelah itu, mereka dapat memilih untuk mendapatkan injeksi botulinum toxin kembali untuk memperpanjang efeknya. Banyak orang lebih memilih perawatan dengan Botox daripada perawatan wajah lainnya karena tindakan ini minimal invasif dan tidak membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Setelah prosedur, pasien dapat kembali melakukan aktivitas normal. Satu-satunya peringatan adalah menghindari mengusap atau memijat bagian yang terobati untuk mencegah toksin berpindah ke bagian lain.
Baca juga: Cara Awet Muda Secara Instan dan Cepat
Manfaat Botox untuk Kesehatan Tubuh
Meskipun menggunakan toksin, perawatan Botox aman dan telah tergunakan bertahun-tahun untuk perawatan neurologis dan optalmologis. Selain manfaat kecantikannya, Botulinum Toxin juga dapat untuk mengobati kondisi tertentu yang penyebab utamanya adalah kontraksi otot.
Perawatan Botulinum Toxin dapat menghilangkan gejala dengan melemaskan otot yang menyebabkan masalah dari awal. Ini termasuk:
- Migrain Kronis
- Distonia Serviks (kontraksi otot leher)
- Hiperhidrosis (keringat berlebihan)
- Disfungsi Kandung Kemih atau Kandung Kemih Terlalu Aktif
- Blepharospasm atau Berkedip Tidak Terkendali
- Strabismus atau Juling
- Kontraksi Otot
- Cerebral Palsy (sebuah kondisi neurologis di mana otot berkontraksi menarik di anggota badan seseorang menuju pusat tubuhnya)
- Keringat Ketiak Berlebihan
Prosedur Botox
Sebelum perawatan, pasien bisa memilih untuk membuat kulitnya mati rasa agar tidak terasa sakit, dengan cara:
- Menyuntikkan obat pemati rasa
- Mengaplikasikan krim pemati rasa sejam sebelum prosedur
- Memberikan sensasi dingin ke area target selama 10 menit
Perawatan botox adalah dengan cara menyuntikkan toksin botulinum dalam dosis kecil dan terkontrol ke area sekitar kerutan menggunakan jarum halus. Prosedur ini sederhana dan cepat, tetapi terkadang membutuhkan lebih dari satu suntikan tergantung pada area dan hasil yang Anda ingin capai.
Prosedur ini sangat efektif karena toksin mampu melemaskan otot. Saat digunakan untuk tujuan menghilangkan kerutan, zat botox melemaskan otot yang berkontraksi setiap seseorang menggerakan wajahnya, seperti tersenyum, cemberut, atau tertawa.
Dengan memasukkan botulinum toxin ini, otot wajah menjadi rileks dan kulit menjadi lembut tanpa kerutan.
Baca Juga: Seputar Botox Rahang yang Perlu Anda Ketahui
Risiko Efek Samping Botox
Suntik Botox umumnya aman jika terlakukan oleh tenaga medis yang berlisensi dan berpengalaman. Namun, prosedur ini tetap bisa menimbulkan efek samping, seperti:
- Nyeri, bengkak, atau memar di area suntikan
- Sakit kepala atau gejala mirip flu
- Kelopak mata turun atau alis terlihat tidak simetris
- Senyum terlihat miring atau keluar air liur
- Mata berair atau justru terasa kering
- Infeksi pada area suntikan
Dalam kasus yang jarang, obat Botox juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain yang tidak seharusnya dan menimbulkan gejala tertentu. Segera hubungi dokter jika beberapa jam atau minggu setelah prosedur Anda mengalami:
- Otot terasa lemah
- Gangguan penglihatan
- Sulit berbicara atau menelan
- Gangguan pernapasan
- Reaksi alergi
- Kehilangan kontrol kandung kemih
Secara umum, Botox tidak disarankan untuk ibu hamil atau menyusui.
Pantangan Setelah Botox
Perawatan setelah suntik Botox sebenarnya tidak rumit. Dokter biasanya menyarankan untuk tidak berolahraga berat selama 24 jam agar cairan Botox tidak menyebar ke otot lain, dan juga tidak memijat area yang disuntik supaya hasilnya tetap maksimal.
Setelah itu, Anda bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Efek Botox biasanya bertahan sekitar tiga bulan, jadi jika puas dengan hasilnya, Anda bisa menjadwalkan perawatan ulang.
Tapi kalau hasilnya tidak sesuai harapan, jangan khawatir karena efeknya akan hilang dengan sendirinya seiring waktu.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Botox Cuping Hidung, Tujuan, hingga Prosedur
Bila Anda ingin mencoba perawatan Botox dengan aman dan hasil yang alami, pastikan dilakukan oleh tenaga profesional yang berpengalaman. Layanan Botox C Derma, setiap prosedur dilakukan oleh dokter ahli dengan teknik yang tepat untuk menjaga keamanan dan kenyamanan kulitmu.
C Derma juga memastikan setiap pasien mendapatkan konsultasi menyeluruh sebelum tindakan sehingga hasilnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan bentuk wajah masing-masing. Dengan begitu, kamu bisa tampil lebih segar dan percaya diri tanpa khawatir akan risiko yang tidak diinginkan.
Telah direview oleh dr. Stanley Setiawan, Sp.KK
Source:
- Healthcare University of UTAH. The Basics of Botox: What to Know Before Your First Shot. Oktober 2025.
- Mayo Clinic. Botox Injections. Oktober 2025.