
Dermatitis kontak adalah peradangan kulit akibat paparan zat yang menyebabkan iritasi atau reaksi alergi. Gejalanya adalah kemerahan, gatal, kulit kering, hingga melepuh, tergantung pada tingkat keparahannya.
Dermatitis kontak bisa menjadi masalah yang mengganggu, terutama jika muncul tiba-tiba tanpa disadari penyebabnya. Kondisi ini terjadi ketika kulit terpapar dengan zat tertentu, baik karena iritasi maupun alergi.
Lalu, apakah dermatitis kontak bisa sembuh total? Jawabannya tergantung pada pemicunya. Faktanya, jika penyebabnya dapat dihindari, gejala bisa hilang dan kulit kembali normal.
Namun, pada kasus alergi, kondisi ini bisa kambuh bila kulit kembali terpapar zat pemicu. Kabar baiknya, ada berbagai pilihan pengobatan, seperti penggunaan krim kortikosteroid, pelembap khusus, hingga antihistamin untuk meredakan gatal dan peradangan.
Dengan perawatan yang tepat, dermatitis kontak bisa dikendalikan agar tidak mengganggu kenyamanan sehari-hari.
Apa Itu Dermatitis Kontak?
Dermatitis kontak adalah salah satu jenis eksim yang terjadi ketika kulit mengalami reaksi setelah bersentuhan dengan zat tertentu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh iritasi langsung atau reaksi alergi terhadap bahan seperti kosmetik, pewangi, perhiasan, atau tanaman.
Meskipun tidak menular, dermatitis kontak bisa menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan ketidaknyamanan pada kulit. Gejala biasanya muncul dalam beberapa hari setelah paparan dan bisa berlangsung hingga 2 hingga 4 minggu, tergantung pada seberapa cepat Anda hindari pemicunya.
Untuk mengatasi kondisi ini, penting untuk mengidentifikasi dan menghindari zat penyebabnya. Selain itu, perawatan sederhana seperti menggunakan kompres dingin dan pelembap dapat membantu meredakan iritasi serta mempercepat proses pemulihan kulit.
Baca Juga: Perawatan Dermatitis Atopik (Eksim): Medis hingga Alami
Gejala Dermatitis Kontak
Gejala dermatitis kontak biasanya muncul pada bagian kulit yang bersentuhan langsung dengan zat pemicunya, misalnya jika kulit mengenai tanaman tertentu seperti poison ivy, ruam bisa muncul tepat di area yang terkena.
Ruam ini dapat berkembang dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah paparan dan bisa berlangsung selama 2 hingga 4 minggu. Tanda-tanda dermatitis kontak bisa berbeda dari setiap orang, namun umumnya adalah:
-
Ruam yang terasa gatal
-
Kulit yang tampak lebih gelap dan menebal, terutama pada orang dengan kulit berwarna lebih gelap
-
Kulit kering, pecah-pecah, dan bersisik, yang lebih sering terlihat pada kulit yang lebih terang
-
Munculnya bintil atau lepuhan berisi cairan, yang terkadang bisa pecah dan membentuk kerak
-
Pembengkakan, sensasi panas seperti terbakar, atau rasa nyeri di area yang terkena
Tingkat keparahan gejala bisa bervariasi, akan tetapi umumnya menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penyebab Dermatitis Kontak Berdasarkan Jenisnya
Ada dua jenis dermatitis kontak, yakni:
1. Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis kontak iritan terjadi akibat paparan berulang terhadap zat yang dapat mengiritasi kulit. Beberapa zat yang dapat memicu kondisi ini antara lain:
-
Sabun dan deterjen
-
Bahan pemutih
-
Disinfektan
-
Bubuk seperti merica
-
Debu
-
Larutan asam, alkali, atau klorin
Orang yang sering bersentuhan dengan zat-zat ini memiliki risiko lebih tinggi mengalami dermatitis kontak iritan.
2. Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat tertentu (alergen). Reaksi alergi mungkin tidak langsung muncul saat pertama kali terpapar, tetapi setelah pemicu terbentuk, alergi biasanya bertahan seumur hidup.
Beberapa alergen yang umum meliputi:
-
Lateks dan karet
-
Kain dan pewarna pakaian
-
Tanaman seperti poison ivy, poison oak, dan sumac
-
Bahan dalam makeup, cat kuku, krim, pewarna rambut, dan kosmetik lainnya
-
Logam tertentu, seperti nikel
-
Perhiasan
-
Tinta tato dengan zat pewarna
Baca Juga: Mengenal Eksim Kulit, Gangguan Peradangan Kulit Berupa Ruam dan Gatal
Cara Mengatasi Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah iritasi atau reaksi alergi pada kulit akibat paparan zat tertentu. Kondisi ini bisa menyebabkan gatal, kemerahan, hingga peradangan yang cukup mengganggu. Untuk mengatasinya, ada beberapa langkah perawatan medis dan rumahan yang bisa dilakukan agar supaya kulit cepat pulih dan terhindar dari iritasi berulang.
1. Perawatan Medis
Baik dermatitis kontak iritan maupun alergi dapat diatasi dengan cara yang sama. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Hindari penyebab iritasi atau alergi: Jika sudah tahu zat yang memicu ruam, usahakan untuk tidak bersentuhan dengannya atau kurangi paparan sebisa mungkin.
- Gunakan obat untuk meredakan gatal dan peradangan: Untuk meredakan gatal dan peradangan, bisa digunakan krim anti-gatal, antihistamin, atau kortikosteroid. Dalam kasus parah, dokter mungkin meresepkan prednisone atau obat penekan sistem imun.
2. Perawatan di Rumah
Untuk membantu meredakan gatal dan menenangkan kulit yang iritasi, coba lakukan beberapa langkah berikut:
-
Hindari zat yang menyebabkan iritasi: Langkah utama dalam perawatan adalah menghindari penyebab ruam. Jika perlu, tanyakan kepada dokter daftar produk yang sebaiknya dihindari dan produk alternatif yang lebih aman.
-
Gunakan krim atau losion anti-gatal: Oleskan krim hidrokortison 1% pada area kulit yang gatal 1-2 kali sehari selama beberapa hari. Bisa juga menggunakan losion kalamin yang sudah disimpan di lemari es terlebih dahulu agar lebih nyaman saat digunakan.
-
Minum obat anti-gatal: Jika gatal terasa sangat tidak nyaman, minum antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl) agar tidur lebih nyenyak. Jika tidak ingin merasa mengantuk, bisa memilih loratadine (Claritin).
-
Kompres dengan kain dingin dan basah: Tempelkan kain lembap yang dingin pada area ruam selama 15-30 menit, beberapa kali sehari, untuk mengurangi rasa gatal dan peradangan.
-
Jaga kulit tetap aman: Hindari menggaruk kulit agar tidak semakin iritasi. Jika sulit menahan untuk menggaruk, potong kuku agar tidak melukai kulit atau tutup area tersebut dengan perban. Jangan pecahkan lepuhan yang muncul agar kulit bisa sembuh dengan baik. Saat dalam masa penyembuhan, hindari sinar matahari langsung atau gunakan pelindung seperti tabir surya.
-
Berendam dalam air dingin: Rendam area yang terkena iritasi dalam air dingin selama 20 menit. Anda bisa tambah bubuk oatmeal ke dalam air mandi untuk membantu menenangkan kulit.
-
Rawat tangan dengan baik: Setelah mencuci tangan, bilas hingga bersih dan keringkan dengan lembut. Pakai pelembap secara rutin, terutama jika sudah menggunakan krim obat. Jika sering terkena air, gunakan sarung tangan plastik lapis katun untuk menjaga kulit.
Pencegahan Dermatitis Kontak
Untuk cegah dermatitis kontak, ada cara yang bisa Anda lakukan, seperti:
- Pilih produk yang aman untuk kulit. Gunakan produk dengan label “hypoallergenic” atau “tanpa pewangi” agar lebih ramah di kulit dan tidak memicu iritasi.
- Gunakan sarung tangan yang tepat. Hindari sarung tangan lateks kalau punya alergi pada bahan ini. Pilih sarung tangan vinil sebagai pilihan yang lebih aman.
- Menjaga kulit saat di luar. Pakai baju lengan panjang dan celana panjang saat menjelajah alam agar kulit tidak terkena tanaman atau zat yang bisa menyebabkan alergi.
- Berhenti pakai produk penyebab iritasi. Kalau kulit mulai terasa gatal, merah, atau perih setelah memakai produk baru, sebaiknya segera berhenti menggunakannya.
- Coba dahulu sebelum memakai produk baru. Oleskan sedikit produk ke bagian kecil kulit, seperti lengan bawah atau paha, lalu tutup area tersebut dan hindari kontak dengan air atau sabun. Setelah 24 jam, cek apakah ada reaksi seperti kulit merah atau gatal. Kalau ada, sebaiknya jangan lanjutkan pemakaian.
Kapan Harus Pergi ke Dokter?
Segera periksa dengan dokter kulit untuk mengetahui penyebabnya. Jika tidak diobati, eksim bisa sebabkan risiko infeksi dan berdampak pada kesehatan mental.
Saat pemeriksaan, dokter akan menanyakan beberapa hal, seperti:
-
Pola tidur
-
Faktor stres
-
Perawatan kulit yang pernah Anda lakukan
-
Penggunaan steroid
-
Riwayat medis pribadi dan keluarga
-
Benda yang bersentuhan dengan kulit
-
Riwayat iritasi
-
Riwayat asma atau demam yang sedang dialami
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada ruam untuk menentukan jenis eksim yang terjadi. Meskipun eksim tidak bisa sembuh total, fungsi obat adalah untuk mengatasi gejala, mencegah penyebaran, dan mengurangi peradangan.
Baca Juga: Perbedaan Dermatitis Seboroik dan Psoriasis!
Pastikan untuk periksa kesehatan kulit Anda bersama C Derma, klinik dermatologi dan estetika beserta Dokter yang sudah ahli dan berpengalaman.
Telah direview oleh dr Handri
Source:
- Mayo Clinic. Contact Dermatitis. Maret 2025.
- Cleveland Clinic. Contact Dermatitis. Maret 2025.
- Healthline. What Is Contact Dermatitis?. Maret 2025.